Memahami Manajemen Risiko

Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Pengendalian Risiko Perbankan

Jumat, 28 Mei 2010

Bab I Karateristik Risiko dan Regulasi Perbankan

Risiko adalah peluang terjadinya bencana atau kerugian.
Sertifikasi, Risiko adalah peluang terjadinya hasil (outcome) yang buruk.
Risiko terkait dengan situasi dimana hasil negatif dapat terjadi dan besar kecilnya kemungkinan terjadinya outcome tersebut dapat diperkirakan.

  • Kejadian Risiko (Risk Event) adalah terjadinya sesuatu peristiwa yang menyebabkan potensi kerugian.
  • Risiko Kerugian (Risk Lost) adalah kerugian yang terjadi sebagai konsekuensi langsung atau tidak langsung dari kejadian risiko (bisa finansial/non finansial)

Yang perlu jadi perhatian bahwa tidak mungkin ada Risk Lost jika tidak ada Risk Event.

  • Industri Jasa Perbankan juga diregulasi melindungi para nasabah dan menngkatkan kepercayaan atas produk-produknya.
  • Regulasi yang sedemikian ketat perlu disusun mengingat kegagalan bank dapat memiliki dampak jangka panjang yang mendalam terhadap perekonomian.

Struktur Modal

  • Menunjukkan cara yang ditempuh bank untuk memperoleh pendanaan, umumnya dilakukan melalui kombinasi penerbitan saham, obligasi dan penerimaan pinjaman.
  • Ditentukan oleh Otoritas Pengawas Perbankan yang menetapkan Modal Minimum.

Sebuah bank dikatakan memiliki :

  1. Modal cukup, jika memiliki sumber daya financial yang memadai untuk mengantisipasi potensi kerugian.
  2. Likuiditas cukup, jika memiliki sumber daya financial yang memadai untuk mendanai aktivanya dan memenuhi kewajibannya saat jatuh tempo.

1.1.2. Bank perlu diregulasi

Bank perlu diregulasi karena kegagalan dari sebuah bank dapat menimbulkan dampak pada perekonomian secara menyeluruh ( risiko sistemik).

  • Risiko sistemik adalah risiko dimana kegagalan sebuah bank dapat menimbulkan dampak yang menghancurkan perekonomian secara besar-besaran dan bukan hanya dampak kerugian yang secara langsung dihadapi oleh pegawai, nasabah dan pemegang saham.
  • Solvabilitas sebuah bank bukan saja merupakan perhatian para pemegang saham, nasabah dan pegawainya, namun juga menjadi perhatian pengelola perekonomian secara keseluruhan.

Contoh Kasus :

Continental Illinois Bank

  • diakibatkan : risiko kredit yang buruk, dimana Bank sangat tergantung pada simpanan jangka pendek yang bernominal besar, sehingga terjadi rush.

  • Otoritas Pengawas Perbankan berupaya memastikan agar bank dapat :
  1. Memenuhi permintaan deposan (pada tingkat wajar)
  2. Mempertahankan tingkat kerugian yang wajar akibat kredit macet.
  • Missing link atau Mata Rantai yang hilang, dalam memperhitungkan tingkat modal yang tepat bagi bank adalah risiko yang dihadapinya.
  • Dalam upaya diversifikasi portofolio dalam kredit, bank akan menghadapi risiko ekonomi pasar domestik.

  • Perekonomian sebuah negara dipengaruhi oleh :
  1. Gejolak eksternal (bencana alam atau peristiwa yang disebabkan manusia)
  2. Kesalahan manajemen perekonomian.
  • Peningkatan jumlah debitur macet :
  1. Kualitas kredit perusahan yang terpengaruh oleh keadaan perekonomian yang memburuk.
  2. Tingkat pengangguran yang meningkat pesat.
  3. Naiknya tingkat suku bunga.
  • Tindakan yang dapat diambil memitigasi dampak negatif gejolak ekonomi tersebut antara lain :
  1. Mematuhi Regulasi, menuntut bank untuk menyusun skenario dalam menghadapi gejolak ekonomi.
  2. Melakukan estimasi tingkat kredit macet yang akan terjadi dan memastikan bank memiliki tingkat modal yang cukup.
  • Kecukupan Modal adalah Bank wajib memiliki modal yang cukup untuk menutupi risiko yang dihadapi.
  • Tingkat modal harus didasarkan pada tingkat risiko (Risk Based Capital)

1.1.3. Regulasi Bank

BASEL I (Tahun 1988)

The Basel Commitee on Banking Supervision

  • Tahun 1988 Basel Accord I --> Risiko Kredit
  • Menggunakan multiplier (bobot risiko) dikalikan target capital ratio = 8%

The Market Risk Amandment (1996)

  • Risiko Pasar mendapatkan dorongan dan dukungan karena banyaknya :
  1. Pertumbuhan Pasar Derivatif
  2. Option Pricing Model yang terkait langsung dengan volatilitas pengambilan (return) dari instrumen pasar yang menjadi underlying dengan nilai instrumen tersebut, antara lain penentuan harga berbasis risiko (risk based pricing) --> risiko pasar diperhitungkan untuk pembelian aktiva yang diperdagangkan bukan aktiva yang dimiliki hingga jatuh tempo --> ditambah VaR (Value at Risk) --> dimana :

KPMM = Modal /ATMR (Risiko Kredit + Risiko Pasar) x 100% >= 8%

BASEL II ( Juni, Tahun 2004)

Basel II menghubungkan secara langsung antara modal bank dengan risiko yang dimiliki.

  • Risiko Pasar tidak berubah
  • Risiko Kredit berubah/disempurnakan --> Bank diarahkan menggunakan pendekatan berbasis model (Risk Based Approach) dalam penentuan tingkat rsisiko kredit (Credit Risk Pricing) dan otoritas pengawas perbankan disarankan untuk melakukan penilaian terhadap model tersebut --> dimana :

KPMM = Modal /ATMR (Ris. Kredit + Ris. Pasar + Ris. Operasional) x 100% >= 8%

Perbedaan Basel Accord I & Basel Accord II

  • Basel Accord I
  1. Fokus pada satu cara pengukuran risiko;
  2. Memiliki pendekatan yang sederhana terhadap sensitivitas risiko;
  3. Memakai pendekatan "one-size-fits-all" untuk perhitungan risiko dan modal.
  • Basel Accord II
  1. Fokus pada Metodologi Internal;
  2. Memiliki tingkat sensitivitas risiko yang lebih tinggi;
  3. Dapat dengan mudah disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing bank;
  4. Risiko pada Basel II adalah risiko kredit (berubah berdasarkan peringkat kredit publik), risiko pasar (tidak berubah), risiko operasional ( termasuk legal), risiko lainnya (risiko reputasi, risiko bisnis, risiko strategi).

1.2. RISIKO PASAR (MARKET RISK)

adalah risiko kerugian baik pada posisi on maupun off balance sheet yang timbul dari pergerakan harga pasar.

Eksposur bank terhadap suatu rate yang ditetapkan pasar (seperti : tingkat suku bunga), timbul sebagai akibat dari :

  1. Traded Market Risk, dimana bank secara aktif berpartisipasi dalam trading intrumen pasar (obligasi) yang nilainya diperngaruhi oleh perubahan nilai pasar.
  2. Risiko tingkat suku bunga dalam Banking Book, dimana bank menghadapi risiko perubahan suku bunga karena struktur underlying kegiatan usahanya (lending dan funding).

1.2.2. Yield Curve (Imbal Hasil)

adalah menunjukkan hubungan antara tingkat suku bunga effektif terhadap tanggal jatuh tempo suatu investasi pada waktu tertentu (Yield = suku bunga yang diharapkan)

1.2.3. Traded Market Risk

adalah risiko kerugian nilai investasi yang terkait dengan kegiatan pembelian dan penjualan (trading) instrumen keuangan di pasar secara berkesinambungan untuk mendapatkan keuntungan :

  • matched
  • long funding (perkiraan : bunga naik)
  • short funding (perkiraan : bunga turun)

Contoh :

MIDLAND BANK (1989)

1.2.4. Risiko Tingkat Bunga dalam Banking Book

Risiko ini timbul akibat kegiatan usaha yang dilakukan bank dengan nasabahnya. Misal : Kredit KPR didanai dengan dana jangka pendek (short funding) --> mengakibatkan bank memiliki posisi trading.

Untuk menghindari posisi trading yang bersifat memaksa, Bank melakukan "Hedging" (Lindung Nilai), yaitu menyamakan suku bunga dana dan kredit, dengan cara :

  1. Mengubah model kegiatan usaha dengan menawarkan suku bunga yang sama untuk dana dan kredit.
  2. Menempatkan dana bank pada bank lain (penempatan antar bank) atau penghimpunan dana berjangka panjang.
  3. Jika tersedia pasar Derivatif, bank melakukan SWAP.

Sebagai Issuer

  • Long Funding --> berharap suku bunga naik
  • Short Funding --> berharap suku bunga turun

Sebagai Buyer

  • Long Funding --> berharap suku bunga turun
  • Short Funding --> berharap suku bunga naik

Contoh :

AMERICAN SAVINGS & LOAN ASSOCIATIONS

Posisi mismatch atas pemberian kredit dengan suku bunga yang lebih rendah daripada suku bunga yang dibayarkan kepada penyimpan menyebabkan AS&L jatuh (kredit tetap, tanpa pinalty saat lunas).

1.3. RISIKO KREDIT

adalah risiko kerugian yang terkait dengan kemungkinan kegagalan counterparty dalam memenuhi kewajibannya.

Contoh :

BARCLAYS BANK

Rugi meskipun sudah membentuk provisi karena kredit properti tahun 1993 (kejatuhan harga properti di Inggris tahun 1990).

1.3.2. Mitigasi Risiko Kredit

  1. Grading Model (PD)
  2. Portofolio Kredit
  3. Sekuritisasi
  4. Agunan (LGD = 1 - Recovery Rate)
  5. Arus Kas (EAD)
  6. Recovery Management (LGD + EAD)

EL = PD x LGD x EAD

keterangan :

EL : Expected Loss

PD : Probability of Default

LGD : Loss Given Default

EAD : Exposure at Default

1.3.3. Grading Model

Bank melakukan kalibrasi risiko yang pada gilirannya akan memungkinkan bank untuk menetapkan suatu probabilitas tertentu untuk setiap kejadian yang tidak diinginkan (PD)

1.3.4. Manajemen Portofolio Kredit

Bank mengukur portofolio kreditnya agar tidak terlalu terkonsentrasi pada satu industri atau wilayah geografis tertentu, sehingga bank dapat mendiversifikasi kreditnya agar tidak terjadi risiko sitemik (analisis Cohort).

1.3.5. Sekuritisasi

Mengemas atau menjual sebagian portofolio kreditnya kepada investor dalam bentuk surat berharga, sehingga bank dapat menggunakan dana yang dihasilkan dari penjualan aktiva untuk diinvestasikan pada aktiva lain yang dianggap memiliki risiko rendah.

1.3.6. Agunan

Aktiva yang diperjanjikan oleh debitur untuk mendapatkan kredit dan dapat diambil alih jika terjadi default. Bentuk yang paling mudah dan aman adalah uang tunai. Bentuk yang paling umum adalah Tanah Bangunan (Properti).

1.3.7. Monitoring Arus Kas

  1. Membatasi EAD
  2. Memastikan bahwa nasabah bereaksi cepat terhadap keadaan yang berubah.

1.3.8. Manajemen Pemulihan (Recovery Management)

LGD adalah perkiraan kerugian yang akan diderita oleh bank sebagai akibat terjadinya default, sehingga bank menciptakan unit kerja khusu yang menangani pemulihan kredit macet.

1.4. RISIKO OPERASIONAL

adalah risiko kerugian yang diakibatkan tidak berfungsinya atau kegagalan proses internal, manusia, sistem atau kejadian eksternal.

Sub Kategori Risiko Operasional :

  1. Proses Internal
  2. Manusia
  3. Sistem
  4. Kejadian Eksternal
  5. Hukum & Regulasi (Legal)

Contoh :

  1. BARINGS (Singapore) : Rogue Trader yang bertindak sebagai manajer dan pencatat setlement.
  2. VIRUS MELISA (muncul Maret 1999), dari tahun 1990 s.d 2004.

Risiko Operasional adalah risiko terpenting dalam menghadapi nasabah sehari-hari sehingga bank harus fokus pada proses, prosedur dan pengendalian. Masalah yang terjadi :

  1. Kegagalan rekon. pembayaran
  2. Kesalahan pencatatan
  3. Kegagalan menyeimbangkan debet dan kredit
  4. Kegagalan sistem transaksi setelah up grade
  5. Kejadian eksternal

1.4.2. Adanya perubahan karateristik risiko operasional, alasan-alasan :

  1. Otomatisasi
  2. Ketergantungan Teknologi
  3. Outsourcing
  4. Terorisme
  5. Globalisasi
  6. Insentif & Trading
  7. Menaikkan volume dan nilai transaksi
  8. Menaikkan litigasi

1.5. RISIKO LAINNYA

  1. Risiko Bisnis
  2. Risiko Strategis
  3. Risiko Reputasi

1.5.1 Risiko Bisnis

adalah risiko yang terkait dengan posisi kompetitif bank dan prospek bank untuk berkembang dalam menghadapi situasi yang senantiasa berubah. Misalnya mengurangi syarat kredit --> memperbesar OSL kredit. Meliputi :

  1. Prospek Jangka Pendek
  2. Prospek Jangka Panjang

Contoh :

BESBANK BOULDER COLORADO

Pemberian kartu kredit tanpa memperhitungkan provisi jika terjadi default.

1.5.2. Risiko Strategis

adalah risiko terkait dengan keputusan bisnis jnagka panjang yang diambil oleh Direksi.

Contoh :

MIDLAND BANK

Melakukan akuisisi pada Crocker Bank (bank asing) yang ternyata memiliki standar dan sikap yang berbeda. Terbukti perbedaan culture tidak dapat dijembatani.

1.5.3. Risiko Reputasi

adalah risiko terjadinya potensi kerugian bagi perusahaan yang diakibatkan oleh opini publik yang negatif.

Contoh :

NATWEST BANK

Karena kekeliruan dalam pemberian pricing portofolio option bank.

1.6. Dampak Potensial dari kegagalan pengelolaan risiko dalam Bank

1.6.1. Dampak yang terjadi pada Bank

  • Langsung : Pemegang saham, pegawai
  • Tidak Langsung : Nasabah

1.6.2. Dampak pada Pemegang Saham

  1. Kehilangan nilai investasi
  2. Penurunan nilai investasi
  3. Kehilangan deviden
  4. Tanggungjawab terhadap kerugian

Contoh :

BCCI (Bank of Credit & Commerce Int'l)

Dugaan menutupi kerugian trading, kredit fiktif, amnipulasi rekening, akuisisi ilegal, dll. Menuntut Bank of England 1 M karena tidak menjalankan fungsinya sebagai regulator.

1.6.3. Dampak pada Pegawai

  1. Tindakan disipliner
  2. Berkurangnya pendapatan
  3. Dikeluarkan dari perusahaan

Contoh :

ORANGE COUNTY, California

Bendahara wilayah yang melakukan transaksi derivatid dengan berspekulasi mengakibatkan kerugian ketika terjadi kenaikan suku bunga dan berakibat banyak pegawai di PHK.

1.6.4. Dampak pada Nasabah

  1. Penurunan Pelayanan
  2. Pengurangan Ketersediaan Produk
  3. Krisis Likuiditas
  4. Perubahan Regulasi

1.6.5. Risiko Operasional dan pelayanan Nasabah

Kejadian risiko operasional dapat berdampak secara langsung kepada nasabah melalui :

  1. Pelayanan yang keliru/buruk
  2. Gangguan pelayanan
  3. Keamanan
  4. Pelayanan yang dihentikan

Berdampak pada kerugian :

  1. Pembayaran ganti rugi
  2. Biaya Litigasi
  3. Denda/sanksi

Contoh :

CAHOOT

Bank yang beroperasi secara on-line, sistem tidak berfungsi dan alamat yang ditolak untuk kartu kredit (Garden flat & Top flat)

1.6.6. Dampak Ekonomi dari suatu kejadian risiko

Bank yang overlanding pada saat ekonomi tumbah pesat (boom) akan mengalami under lending pada kejadian resesi yang muncul sesudahnya. Keadaan tersebut karena Bank melakukan "write off". Pengaruh siklus (procyclicality) nampak pada asset bubbles (sektor-sektor yang spekulatif).

Contoh :

BUBBLE DOTCOM

Likuiditas dan Risiko Pasar

Contoh :

LTCM (Long Term Capital Management)

  • Tidak melakukan hedge risiko
  • Tidak melakukan investasi jangka panjang
  • Membentuk modal dari pinjaman yang memungkinkan investor menerima return yang tinggi

Krisis Likuiditas jarang terjadi pada Retail Bank namun sering terjadi pada Wholesale Bank.

1.7. Sistem & Regulasi Perbankan Indonesia

UU/PBI Tujuan

UU 1998 (perub UU 1992) Jenis Bank, Syarat & Batasan

UU BI (1999) BI sebagai bank Independent, menetapkan tujuan & tugas BI

PBI (1999) Audit & Kepatuhan

PBI (2000) Bank Umum (syarat, ijin & operasional)

PBI (2001) KYC

PBI (2003) Fit & Proper

PBI (2003) Risiko Pasar

PBI (2003) Manajemen Risiko

PBI (2004) Rencana Bisnis Bank Umum Jangka Pendek & Menengah

PBI (2005) Batas Maksimal Pemberian Kredit

PBI (2005) Sistem Informasi Debitur

PBI (2005) Sekuritisasi Asset

Bank Indonesia telah menerbitkan API dengan sasaran :

  1. Struktur Perbankan Nasional
  2. Kualitas Pengaturan Perbankan
  3. Fungsi Pengawasan
  4. Kualitas Manajemen & Operasional Perbankan
  5. Infrastuktur Perbankan
  6. Perlindungan Nasabah

Disadur dari :

Bab I dari Buku I Indonesia Certificate in Banking Risk & Regulation - GARP & BSMR Tahun 2006.

Ringkasan Materi BSMR Level I

Ringkasan materi Level I berikut saya ambil dari buku BSMR yang diterbitkan oleh GARP (Global Association of Risk Professionals) dan BSMR (Badan Sertifikasi Manajemen Risiko) serta dari catatan saya pribadi. Saya akan menulis dari setiap Bab yang ada didalam buku yang digunakan sebagai bahan ujian BSMR Level I. Teknik yang saya gunakan untuk menulis ringkasan adalah dalam bentuk pointer, sehingga memudahkan untuk menghafal.

Rabu, 19 Mei 2010

manajemen risiko

Blog ini saya buat untuk berbagi tentang manajemen risiko khususnya dibidang perbankan. Manajemen risiko menjadi sesuatu yang jadi perhatian karena posisi di kantor yang mengharuskan saya mengetahui lebih banyak.
Sebenarnya semua bankir maupun karyawan yang bekerja di bank, harus selalu mengingat bahwa potensi risiko bisa terjadi di seluruh kegiatan sehari-hari. Saat ini sudah banyak bankir yang mengikuti ujian BSMR. Nah, tapi sudahkah benar-benar menjalankannya..?
Ada berita bahwa seorang Direksi sebuah bank yang saat ini jadi bulan-bulanan pers ternyata tidak memiliki sertifikasi. Siapa dong yang salah? Bank Indonesia sebagai regulator atau yang bersangkutan sendiri tidak memiliki kepedulian? Apa sebenarnya manajemen risiko?
Manajemen risiko adalah serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan Bank.
Di blog ini saya akan menulis tentang segala sesuatu yang saya ketahui tentang manajemen risiko termasuk beberapa ringkasan tentang materi ujian BSMR. Semoga blog ini bermanfaat...